Kontroversi Bupati Banjarnegara Tentang Penanganan Covid-19

31739-bupati-banjarnegara

wawasan.my.id – Bupati Banyumas, Achmad Husein membuat unggahan sindiran ke Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono yang menyepelekan kasus Covid-19.

Meski tidak menyebut nama, Achmad Husein menunjukan foto rapat daring dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Luhut Binsar Pandjaitan di instagramnya @ir_achmadhusein. Dalam unggahan itu, peninggakatan kasus Covid-19 di Banjarnagara menjadi wilayah terbanyak.

Ia pun menuliskan keterangan seperti memberikan sindiran kepada Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono yang memberikan izin masyarakat menggelar hajatan.

“Rakor daring dgn menko maritim dan investasi , pak Gubernur presentasi sbb : deleng gravik . Cermati sendiri , ndeleng dewek , ambegan dewek , karepe dewek , ampeg dewek. Siapa menabur angin akan menuai badai sendiri. Siapa suka susu kocok , belilah sendiri.”

Dari unggahan itu warganet pun ikut memberikan komentar. Mereka memberikan dukungan dan kritikan.

“Nyindir bupati Banjarnegara apa pak??nek cara aku tah ngomong langsung bae,bila perlu di mention/tag wonge,dadi ora Kaya emak² sing bisane ngrasani ng mburi,tapi ora wani ngomong langsung,” tulis @anggit.setiawan85

“Lahhh ada apa dengan kami ??? Di sini kami hidup nyaman2 aja,” tulis @banjarnegara_millenial

“Banjarnegara kan emang dari awal gak peduli sama virus ini jadi yaaaa… Sekarang memanen hasil gak pedulinya,” tulis @tyoibiza

Kontroversi Bupati Banjarnegara

Bupati Banjarnegara Jawa Tengah, Budhi Sarwono selalu memberikan pernyataan kontroversi soal Pandemi Covid-19.

Pernyataan kontroversi Bupati Banjarnegara pun menjadi perbincangan publik. Dari membiarkan warganya menggelar hajatan hingga menyebut Covid-19 hanyalah akal-akalan rumah sakit meraup keuntungan.

Berikut pernyataan kontroversi Bupati Banjarnegara:

1. Menuding rumah sakit meraup keuntungan

Bupati Banjarnegara menuding Rumah Sakit menggunakan covid-19 utuk berbisnis. Hal itu disampaikan oleh Budhi dalam video yang berdurasi 3 menit 8 detik.

Budhi menyebut bahwa rumah sakit mempunyai kepentingan sendiri demi meraup untung dengan memanfaatkan situasi pandemi Covid-19.

“Nggak tahu lho kalau ini dikondisikan, nggak ngerti kalau punya kepentingan  dikondisikan. Karena sekarang lumayan sih kalau karantina di rumah sakit lumayan klaimnya. Aku juga sudah mengerti,” kata Budhi dalam video tersebut.

2. Mengaku ketemu sales Covid-19

Budhi Sarwono mengatakan bahwa dirinya sudah bertemu dengan sales atau penjual yang mencari orang sakit untuk di karantina. “Kemarin saya sudah ketemu sama salesnya, namanya Bejo yang mecari orang sakit untuk di pondokin ke Rumah Sakit,” katanya.

Kemudian Budhi menyebut juga tentang honor yang akan diterima oleh sales jika berhasil membawa pasien untuk di karantina di rumah sakit. “Kalau di pondokin pakai mobil sendiri Rp200 ribu, kala diambil pakai ambulance rumah sakit honornya Rp100 ribu,”sambungnya.

Kemudian, dalam video tersebut Budhi mengajak untuk menyudahi bisnis jualan covid tersebut dan fokus melayani masyarakat. “Udahlah mari kita sadar, mari kita insaf, nggak usah cari yang macam macam. Bagaimana kita layani rakyat yang bagus gotong royong. Insyaalla kalau kita betul- betul menjalankan Pancasila, kuat Indonesia,”ujarnya.

3. Sebut biaya perawatan pasien covid mencapai 10 juta perhari

Bupati mengatakan bahwa biaya klaim perawatan pasien covid mencapai Rp10 juta perhari. “Yang saya ketahui sampai saat ini laporan dari dinas saya itu untuk biaya tiap hari Rp 6.250.000 mnimal, maksimal sampai Rp10 juta per hari,” jelasnya.

4. Rumah Sakit berebut pasien Covid

Bahkan Budhi menganggap rumah sakit yang ada di Kabupaten Banjarnegara saling berebut pasien Covid. “Klaim rumah sakit di Kabupaten Banjarnegara kalau saya pantau agak berebut pasien COVID,”ujarnya.

5. Izinkan masyarakat gelar hajatan

Bupati Banjarnegara mengatakan kepada warganya untuk tidak takut menggelar kegiatan, asalkan dengan catatan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Saya berpesan kepada masyarakat, Pak Bupati bertanggungjawab sepenuhnya untuk kegiatan pengajian, olahraga, kesenian monggo jalan terus. Tapi jangan lupa protokol kesehatan harus dilaksanakan, jangan sampai tidak,” ujar Budi.

Bahkan pria berusia 58 tahun itu meminta warganya supaya melapor dan memotret jika terdapat aparat yang berniat untuk membubarkan kegiatan warganya.

“Pak Kades bisa melaporkan kepada Pak Camat kalau ada oknum-oknum yang menakut-nakuti, tolong difoto laporkan Pak Camat nanti dilaporkan Pak Bupati. Saya akan menindak tegas, jangan takut sama siapapun, yang penting prokes dipakai,” tegasnya.